Menegakkan Nilai-nilai Universal Kehidupan
Oleh: H Akhmad Jajuli Serang, 6 Maret 2022
Banten, Perssigap88.co.id - Tegakkan saja Kebaikan, Kebenaran, Kejujuran, Keadilan dan Kemanfaatan bagi Rakyat Banyak --- siapapun Presidennya.
Bung Karno seorang Proklamator namun Beliau "cacat" oleh NASAKOM, oleh Demokrasi Terpimpin, oleh MANIPOL USDEK, Membubarkan Dewan Konstituante, hanya menyelenggarakan sekali Pemilu dalam 21 tahun Masa Berkuasanya (1955) serta Presiden "Seumur Hidup." Ya kita tetap menghormatinya dan memakluminya.
Pak Harto telah "melambatkan" semangat Revolusi dengan terus membangun fisik dan spiritual Bangsa Indonesia. Kelemahannya tidak mampu mengendalikan "intervensi" Keluarga sendiri dalam berbisnis dan ambisinya untuk terus berkuasa selama mungkin. Mengkooptasi berbagai pihak dan "melemahkan" Demokrasi dan Penegakan Hukum. Juga kita kita hormati dan tetap kita kagumi.
Tiap2 Masa ada Pemimpinnya. Dan tiap2 Pemimpin ada Masanya.
Siapapun yang berkuasa tidak masalah yg penting tetap konsisten terhadap nilai-nilai abadi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yakni nilai-nilai universal kehidupan tadi: Kebaikan, kebenaran, kejujuran, keadilan dan kemanfaatan untuk rakyat (banyak). Itu poin utamanya.
------------------------
Bagaimana dengan wacana "Jokowi Tiga Periode"?
Dari sisi Hukum dan Demokrasi sangat niscaya seandainya MPR RI dapat melakukan Amandemen terhadap UUD Negara RI Tahun 1945 (hasil beberapa kali Amandemen) --- untuk mengubah Pasal yg membatasi Masa Jabatan Presiden "Dua kali secara berturut-turut atau tidak berturut-turut" itu.
Apabila Amandemen dilakukan, termasuk Pasal Pemilihan Presiden secara Tidak Langsung (kembali oleh MPR RI sebagaimana sebelum Orde Reformasi), maka bisa jadi Joko Widodo (Jokowi) kembali terpilih. Namun apabila Pilpres dilakukan secara langsung maka tidak ada jaminan yg pasti bahwa Jokowi akan kembali terpilih. Itulah salah satu kemungkinan risiko buruk dari gagasan Bung M Qodari dkk itu. Saya sangat mengenal baik pribadi Bung Qodari saat beliau menjadi salah seorang konsultan politik Bu Hj Ratu Atut Chosiyah dalam Pilgub Banten tahun 2006 lalu.
Saya termasuk pengagum Pak Jokowi --- dengan segala plus minusnya. Namun saya menolak gagasan "Presiden Tiga Periode" --- apalagi terhadap gagasan "Tunda Pemilu Tahun 2024".
Tetaplah Masa Jabatan Presiden cukup Dua Periode saja. Tetaplah Pemilu dilaksanakan tahun 2024. Tetaplah kita mengenang segala keberhasilan kepemimpinan Pak Jokowi selama dua kali masa jabatannya (2014 - 2019, 2019 - 2024). Mengenang dengan kagum dan indah. Bukan mengenang "dengan catatan-catatan khusus".
Konflik di dunia ini selalu berasal dari dua hal utama: Perebutan Kekuasaan dan Perebutan Sumber Daya Ekonomi. Ini yang selalu harus disadari oleh para politisi dan negarawan, juga oleh para akademisi.
Janganlah Pak Jokowi kita "jerumuskan" ke dalam kesalahan dua Presiden pendahulunya: Bung Karno dan Pak Harto, yakni menyangkut "kecenderungan untuk dapat berkuasa selama mungkin!"
Biarlah adagium tentang kekuasaan tetap berlaku bahwa "Tiap-tiap Masa ada Pemimpinnya, dan tiap-tiap Pemimpin ada Masanya!"
(Red)
Wastap Redaksi : 085231450077
Posting Komentar untuk "Menegakkan Nilai-nilai Universal Kehidupan "