19 Tahun Berbaring, Seorang Penyandang Disabilitas Bersama Ibu Janda Hidup Memprihatinkan
Banten, Perssigap88.co.id - Seorang penyandang disabilitas sejak lahir, Rosid (19), hidup bersama ibunya, Rodiah (45), janda yang ditinggal mati suaminya sejak 6 tahun lalu sangat memprihatinkan.
Anak dan ibu itu tinggal di rumah tidak layak huni (RTLH) dengan dinding terbuat dari bilik anyaman bambu yang sudah rusak dan berbolong, berlantai pelupuh bambu yang sudah rapuh, sementara atap rumahnya juga sudah pada bocor.
Kedua anak dan ibu yang beralamat di Kampung Pasirwaru RT 10 / RW 04, Desa Lebak Peundeuy, Kecamatan Cihara, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten ini butuh uluran tangan agar bisa membangun rumahnya dan hidup selayaknya.
"Semenjak suami saya meninggal 6 tahun yang lalu, saya bersama anak saya ini tinggal di rumah ini, seperti yang bapak lihat sendiri bahwa rumah saya dindingnya geribik terbuat dari anyaman bambu sudah pada bolong dimakan usia, selain itu atapnya juga sudah pada bolong, angin tembus ke dalam rumah, dan disaat hujan seperti sekarang ini atapnya bocor sehingga air hujan pun jatuh ke dalam rumah," ucap Rodiah saat dikunjungi wartawan di rumahnya, Selasa (07/09/2021).
Rodiah menuturkan bahwa sakit yang diderita anaknya itu dialami sejak lahir, sementara untuk memenuhii kebutuhan hidup mereka, Rodiah bekerja sebagai kuli serabutan, meski tak mencukupi.
"Anak saya ini, Rosid, sudah berusia 19 tahun dan penyakit yang dideritanya sejak lahir. Badannya kecil dan kaki, tangan dan semuanya tidak normal, dia hanya bisa berbaring saja. Saya untuk mencari makan hanya kuli serabutan seperti disuruh orang menanam padi, itu juga tidak tiap hari dan tidak bisa memenuhi kebutuhan hidup kami," tuturnya.
Rodiah pun sangat mengharapkan bantuan dari semua kalangan agar rumahnya bisa dibangun dengan layak dan anaknya bisa hidup dalam kondisi normal.
"Saya berharap bantuan dari masyarakat, para dermawan ataupun pemerintah agar peduli kepada kami ini sehingga membangunkan rumah untuk kami, saya berharap juga agar anak saya hidup normal layaknya seperti anak yang lainnya," pintanya penuh harap.
Sementara, Jahid (32), warga Lebak Pari 1, Desa Lebak Peundeuy merasa prihatin melihat derita yang dialami anak dan ibu tersebut. Ia pun mengajak kepada semua pihak untuk peduli membantu sesama.
"Saya merasa prihatin kepada saudara kita ini yang ekonominya kurang mampu. Setahu saya, Rosid menderita disabilitas sejak lahir dan sekarang umurnya itu sekitar 19 tahun, yang mana bapaknya meninggal sudah sekitar 6 tahun yang lalu. Kini Rosid hidupnya ketergantungan ibunya yang janda dan tinggal di rumah tidak layak huni," kata Jahid, saat berada di rumah Rodiah.
"Saya berharap kepada semua pihak agar peduli terhadap nasib Ibu Rodiah dan Rosid. Rumahnya yang sudah tidak layak huni ini mari kita bangun bersama. Saya pribadi siap menyumbangkan kayu dan masyarakat yang lainnya silahkan mau membantu apa saja yang penting kita kompak dan terwujud rumah yang layak huni untuk ibu Rodiah. Kami selaku masyarakat berharap juga kepada pemerintah terkait agar ada perhatiannya terhadap nasib Ibu Rodiah dan Rosid," terang Jahid.
Dihubungi terpisah, Kasi Ekbang Kecamatan Cihara, Eri mengaku dirinya belum mendapat informasi atau laporan perihal ada warganya yang bernasib seperti itu, padahal ia sudah bekerja di wilayahnya selama 4 tahun.
"Saya belum tahu kang, karena saya belum mendapat laporan, justru saya baru tahu informasi dari akang. Terima kasih atas informasinya, nanti saya akan mengkonfirmasi ke desa," ucap Eri melalui sambungan selulernya, Selasa (07/09/2021) malam.
(Fay)
Wastap Redaksi : 085231450077
Posting Komentar untuk "19 Tahun Berbaring, Seorang Penyandang Disabilitas Bersama Ibu Janda Hidup Memprihatinkan"