Kelompok Pengrajin Madu Apis, Kecam Oknum Pembuat Madu Palsu

Banten, Perssigap88.co.id - Ditengah Pandemi Covid-19 madu banyak dicari dan diburu orang untuk menjaga sistem imun bagi penggunanya. karena madu sangat bermanfaat bagi kesehatan dan sistem daya tahan tubuh.

Kelompok pencinta ternak madu Apis Cerena Sugan Jaya yang digawangi Iing, Jahadi, dan Eman melihat peluang ini. Mereka membuat ternak Madu Apis Cerena, di kampung Warung Sugan, Desa Cilegongilir, Kecamatan Banjarsari, Kabupaten Lebak.

Namun disaat mereka berupaya menggali potensi untuk meningkatkan ekonomi keluarga dan sekaligus pemberdayaan masyarakat, ternyata pihak kepolisian telah membongkar terjadinya praktek produksi madu palsu di Kabupaten Lebak berskala besar.

Berita terkait:

https://www.perssigap88.co.id/2020/11/pabrik-produksi-madu-palsu-omset.html

Terkait hal ini, Iing selaku pengrajin madu merasa geram dengan tindakan oknum yang mencoreng peternakan Madu Apis Cerena di kabupaten Lebak ini.

"Ini sangatlah disayangkan dan mencoreng kami peternak madu. Jelas ini sangat berimbas dengan kepercayaan publik terhadap kami selaku peternakan Madu," ujarnya.

Hal senada dikemukakan Riduan, Divisi Pemuda Peduli Pemberdayaan, Komunitas Juang Lebak.

"Madu palsu yang beredar harus diberantas. Selain itu juga tugas komunitas memberikan edukasi kepada masyarakat perihal madu asli dan palsu," ucap Riduan, Selasa (17/11/2020)

Riduan juga mengapresiasi kegiatan kelompok peternak madu yang digawangi Iing dan kawan-kawan komunitas juang untuk berkarya mencari solusi mencukupi kebutuhan hidupnya, terlebih ditengah pandemi Covid-19 ini baik secara langsung maupun tidak langsung menghambat tumbuhnya perekonomian bangsa Indonesia.

"Kegiatan mereka sangatlah luar biasa. Ditengah pandemi mereka mampu bertahan dari pandemi ini dalam menghasilkan perputaran roda perekonomian," ujarnya.

Dari itu semua, kelompok pengrajin madu tersebut berharap agar aparat penegak hukum menindak tegas para oknum pemalsu madu. Hal ini dikarenakan merugikan pengrajin madu asli dan bisa membahayakan kesehatan konsumen. 

(Fay/Mir)

Berbagi :