Tanyakan Masalah BSB, IMC Audensi Dengan Kasubdivre Bulog Lebak - Pandeglang
Banten, Perssigap88.co.id - Belakangan muncul berbagai isu kurang baik terhadap Program Bantuan Sosial Beras (BSB). Masalah ini dipertanyakan Ikatan Mahasiswa Cilangkahan (IMC) pada kesempatan auden dengan Kepala Sub Divisi Regional Bulog Lebak - Pandeglang, Meta di Kantor Bulog Sukamanah, Kecamatan Malingping, Senin (05/10/2020).
Ketua Umum IMC, Galih Januar Pamungkas menerangkan, bahwa kedatangan pihaknya untuk mengetahui informasi dengan jelas berkaitan program BSB.
"Kami ingin tahu, bagaimana proses uji lab kualitas beras yang mana harus kualitas medium, jika gabah di gudang mitra diproduksi dalam seketika untuk menjadi beras. Benarkah ada alat uji lab di gudang mitra bulog," ucapnya.
Kata Galih, belakangan juga muncul pertanyaan dari rekan-rekan mahasiswa terkait proses distribusi yang tidak disampaikan secara langsung ke KPM PKH. Padahal, ada ongkos distribusi Rp 250/kg, kata Galih. Lalu kemudian berdasarkan temuan di lapangan, di beberapa titik nyatanya kendaraan bertulisakan perusahaan mitra Bulog yang mendistribusikan beras.
"Transforternya siapa, dan bagaimana tanggungjawabnya jika terjadi keterlambatan pengiriman?," tanya Galih.
Menurutnya, dalam program BSB ini terkesan ada benturan kebijakan Kemensos dan Kemendag. Sehingga menjadi sesuatu yang paradoksal ketika sebuah kebijakan berbenturan dengan peraturan lainnya. Disini Kementerian Sosial dalam surat tugas kepada Perum Bulog nomor 1957/5.2/BS.02.01/08/2020, meminta penyediaan beras medium dengan harga satuan Rp 10.013/kg. Sedangkan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 57 tahun 2017 disebutkan bahwa Harga Eceran Tertingggi (HET) beras medium untuk pulau jawa itu Rp 9.450/kg.
"Apa yang menjadi landasan kerangka berpikir Kemensos memasang harga Rp 10.013/kg ditambah ongkos distribusi Rp 250/kg. Pada kesempatan hari ini kami meminta semua pihak yang berhadapan dengan kami ini untuk menjelaskan sedetil-detilnya dan sejujur-jujurnya yang kalian ketahui, supaya tidak ada salah sangka hingga kami berburuk sangka," pintanya.
Pada kesempatan itu, Kepala Sub Divisi Regional Bulog Lebak-Pandeglang, Meta menjelaskan, bahwa saat ini Bulog mengurus pangan dari hulu ke hilir. Pada program BSB ini pihaknya tidak belanja beras kepada mitra, melainkan belanja gabah. Tujuannya, agar gabah petani lokal dapat diserap sebanyak-banyaknya dengan harga sesuai dengan ketentuan HPP.
"Soal harga beras itu sesuai instruksi Presiden, kita laksanakan sesuai instruksi. Iya ada Permendag, tapi kalau presiden sudah instruksi harus seperti itu ya kita laksanakan," katanya.
Dikatakan Meta, di gudang mitra Bulog memang tidak ada lab untuk uji kualitas, namun dari proses serapan gabah itu dipantau pihaknya dengan maksimal sesuai dengan peraturan, seperti melalui para petugas pemeriksa dari Bulog yang turun langsung ke gudang-gudang mitra.
"Kita serap gabah dari petani lokal. Itu juga sebagai upaya kita menolong para petani, supaya harga gabahnya tetap bertahan. Sebab harga gabah kering giling sempat anjlok, sampai di kisaran Rp 390 per kg. Petani bingung petani mau jual kemana. Bulog harus turun lagi, kita modalnya pakai bunga bank," katanya.
Berkaitan dengan distribusi, jelas Meta, pihaknya hanya berkewajiban menyediakan stok.
Dikatakan Meta, selama ada di depan pintu gudang itu tanggungjawab Bulog, namun jika sudah diangkut transforter itu merupakan tanggungjawab transforter.
"Tugas kami selesai, tapi kami ada tanggungjawab moral maka kami bersama satgas dari Dinsos juga tetap melakukan evaluasi proses pendistribusian beras ini," katanya.
(Fay)
Posting Komentar untuk "Tanyakan Masalah BSB, IMC Audensi Dengan Kasubdivre Bulog Lebak - Pandeglang"