Baku Hantam Mahasiswa Warnai Demo di Depan Kantor Bupati Lebak

Banten, Perssigap88.co.id - Puluhan Mahasiswa yang terhimpun dalam Cipayung Plus Rangkas Bitung (HMI, IMM ,KAMMI, PMII, dan GMNI) gelar aksi demonstrasi di depan kantor Bupati Lebak, Rabu (07/10/2020).

Dalam aksi tersebut terjadi saling dorong dan baku hantam antara mahasiswa dengan polisi yang menjaga jalannya aksi.

Aksi saling dorong dan baku hantam itu terjadi saat salah satu dari petugas mencoba memadamkan api yang dibakar oleh masa aksi, dan menarik sejumlah mahasiswa dengan paksa.

Melihat kejadian ini sontak membuat mahasiswa lainnya marah, dan terjadi aksi baku hantam, akibatnya sejumlah mahasiswa harus dilarikan ke rumah sakit.

Salah satu Mahasiswa yang tidak mau disebutkan namanya berujar seharusnya petugas keamanan menjaga peserta aksi bukan memancing reaksi. Ia pun menuntut agar petugas dapat bertanggung jawab atas insiden yang terjadi.

"Polisi harusnya mengayomi, kami minta tanggung jawab polisi karena teman kami. Kami akan visum dan minta tanggung jawab polisi," kata salah satu mahasiswa.

Nurul Ahmad, korlap aksi yang tergabung dalam Cipayung Plus ini menyoroti beberapa persoalan yang dinilai krusial mulai dari RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah) Kabupaten Lebak yang tidak pro rakyat kecil melainkan pro pengusaha sampai isu kepemudaan.

"RTRW lebih pro terhadap pertambangan, proyek-proyek industri yang ekstraktif yang syarat kepentingan kaum kapitalis serta perusakan terhadap keseimbangan ekologis," Ujar Nunu panggilan korlap korlap aksi tersebut.

Nunu pun beserta masa aksi pun memberikan raport merah kepada pemerintah atas kinerja mereka dalam menangani kasus pasca bencana alam yang terjadi pada 1 Januari 2020 lalu di 6 Kecamatan yang ada di wilayah Lebak - Banten.

"Kami memberikan raport merah kepada kinerja pemerintah daerah menangani kasus kebencanaan pasca bencana banjir bandang," tegas Nunu.

Hingga aksi unjuk rasa yang diwarnai terjadinya kericuhan ini tidak ada satupun dari pihah Pemkab Lebak turun untuk menjelaskan persoalan yang dikritisi oleh puluhan masa aksi tersebut.

 (AH/Fay)

Berbagi :