Makanan Ular Bernilai Ekonomi Tinggi, Gubernur Banten Dorong Petani Budidaya Porang
Banten, Perssigap88.co.id - Porang (Amorphophallus) adalah tanaman penghasil umbi yang dapat dimakan. Tanaman ini tumbuh secara liar baik di hutan ataupun di pekarangan rumah.
Tanaman yang dulu dianggap sebagai makanan ular ini ternyata memiliki nilai ekonomi tinggi. Di beberapa daerah tanaman ini banyak dibudidayakan, karena di pasar ekspor, umbi porang yang diolah jadi tepung ini laku keras.
Umbi dari Porang banyak dicari di pasaran luar negeri seperti Jepang, China, Taiwan, dan Korea. Tepung umbinya dipakai sebagai bahan baku kosmetik, obat, hingga bahan baku ramen.
Gubernur Banten Wahidin Halim (WH) mendukung dan menyatakan pihaknya mendorong petani di Banten memanfaatkan kawasan hutan untuk membudidayakan komoditas pertanian yang memiliki nilai ekonomi tersebut.
Hal itu ditunjukkan saat melakukan kunjungan ke Asosiasi Petani Porang Pati di Desa Sukalada, Kecamatan Gunungsari, Kabupaten Serang.
“Petani-petani tinggal menyiapkan bibit dan kebutuhan penanamannya,” ungkap Wahidin melalui siaran tertulis, Minggu (12/07/2020).
Dalam kesempatan itu, Gubernur Banten berjanji akan membuat pabrik pengolahan porang sehingga para petani tidak menjual hasil panen keluar daerah. Sekaligus, memotivasi masyarakat terutama pemuda untuk memanfaatkan potensi yang tersedia.
“Selain menguntungkan, budi daya tanaman porang juga bagian dari upaya pelestarian hutan. Anak-anak muda tidak perlu merantau ke negeri orang. Cukup bergabung dengan asosiasi petani porang,” tambahnya.
Ditambahkan, dirinya berjanji terus mendukung pertanian porang dan hasil bumi lainya agar petani sejahtera. Menurutnya, porang komoditas ekspor bernilai ekonomi tinggi sebagai bahan baku pembuatan aneka makanan. Di antaranya mi shirataki, beras analog atau beras non padi, agar-agar konyaku, dan tahu.
“Porang juga berguna di industri dirgantara, yakni sebagai bahan baku lem perekat untuk pesawat. Kemudian, serat dari batangnya
untuk membuat baju. Ada lagi, glukomanan yang terkandung dalam porang merupakan bahan baku pembuatan kapsul,” papar Gubernur Banten.
Menurut Ketua Asosiasi Pemberdayaan Porang Indonesia Asep Safei Aji, budidaya porang membutuhkan modal rendah. Setiap hektar lahan bisa ditanami hingga 40.000 bibit, sedangkan saat usia tanaman 1,5 tahun berat buahnya mencapai dua kilogram sehingga setiap hektare bisa menghasilkan 80 ton.
“Dengan harga jual per kilogram Rp 10.000, maka setiap hektar lahan porang bisa menghasilkan Rp 800 juta. Itu belum termasuk panen katak atau buahnya berupa bintil cokelat kehitaman yang muncul pada pangkal daun tanaman porang,” ujarnya.
(Fay/Red)
HATI-HATI MODUS PENIPUAN YANG MENCATUT NAMA MEDIA INI !!!! WARTAWAN KAMI NAMANYA TERCANTUM DI BOX REDAKSI
WARNING :
WARTAWAN KAMI DIBEKALI ID CARD DAN SURAT
TUGAS JIKA ADA YANG MENGAKU DARI WARTAWAN
KAMI TAPI TIDAK BAWA KARTU PENGENAL YANG
DI SEBUTKAN DI ATAS TOLONG HUBUNGI REDAKSI
DI NOMER TELFON WATSAPP : 085231450077
TERIMAKASIH ATAS INFORMASINYA KAMI
UCAPKAN.
Posting Komentar untuk "Makanan Ular Bernilai Ekonomi Tinggi, Gubernur Banten Dorong Petani Budidaya Porang"