Dibawa Sosialisasi Dijanjikan Dapat Bantuan Bedah Rumah Ternyata Beraspun Tidak Pernah Menerimanya
Lebak-Banten, Perssigap88.co.id - Uum Umamah (50), salah satu warga miskin asal Kampung Binglu Desa Sukaraja Kecamatan Malingping, Kabupaten Lebak mengaku pernah dibohongi akan mendapatkan bantuan Program Bedah Rumah Bantuan dari Pemerintah Provinsi Banten yang akan disalurkan kepadanya. Pengakuan ini disampaikan kepada seorang relawan Lebak, Egi, saat dirinya bertemu di rumah Uum, Rabu (11/03/2020).
Kepada Egi, Uum mengaku rumah gubuk yang ditempatinya itu sudah dimasukan ke dalam daftar bedah rumah bantuan dari pemerintah Provinsi Banten. Tapi sampai sekarang rumahnya masih gubug dan bantuan tidak ada.
"Dulu rumah saya ini katanya dapat bantuan bedah rumah dari pemerintah Provinsi Banten senilai RP. 50 juta, tapi sampai sekarang bantuan tersebut belum juga ada, padahal sebelumnya dulu saya pernah dibawa-bawa untuk menghadiri sosialisasi program bedah rumah tersebut bahkan sempet di bawa ke Bogor menghadiri sosialisasi itu," kata Uum.
Saat ini Uum mengaku untuk mencukupi kebutuhan hidup beserta satu orang anaknya yang masih duduk di bangku sekolah kelas XI SMKN yang ada di Malingping serta seorang lansia yang dianggap bapak angkatnya itu, hanya mengandalkan dari upah hasil menjualkan tempe dan tahu keliling punya orang lain. Bahkan Uum mengaku jika tempe dan tahu yang ia jualkan tidak laku, mereka kadang tidak makan.
"Kalau jualan Tempe dan tahu keliling saya laku baru saya dikasih upah, kalau gak laku mah ya barangnya dikembalikan lagi ke pemiliknya dan tidak mendapatkan upah," katanya.
Selain itu, Uum juga mengaku sampai saat ini dirinya belum pernah menikmati yang namanya program bantuan dari pemerintah baik pusat ataupun daerah.
"Sampai sekarang saya belum pernah menikmati bantuan dari pemerintah. Bahkan setiap ada pembagian beras dari pemerintah saya tidak pernah mendapatkannya. Saya sering datang ke tempat pembagian beras kalau mendengar dari warga bantuan beras sudah turun. Tapi setelah datang ke tempat tersebut saya tidak dikasih karena yang dikasih beras batuan tersebut katanya harus memiliki kupon, kalau saya gak punya kupon terpaksa saya pulang dengan tangan kosong," akunya.
(Fay / rils)